Sep 14, 2018

Tips Membuat CV Lamaran Kerja yang Baik



Curriculum Vitae (CV) atau resume diri merupakan jembatan pertama yang akan mengantarkan kamu ke gerbang karir. Bagaimana sebuah CV dipersiapkan, begitu juga kesempatan karir yang akan kamu dapatkan. 


Hati-hati, sebuah CV menggambarkan sedikit banyak tentang diri kamu. Jauhkan keinginan untuk tampil lebay (berlebihan-red). Tulislah dengan rapi, tidak banyak gaya, to the point dan apa adanya.
Dalam menulis CV berlaku hukum KISS alias Keep It Simple-Stupid. Jangan sok-sokan, jangan pula terlihat minder lalu tidak percaya diri.

Berikut tiga tips membuat resume diri yang baik.


1. Tulis data diri secukupnya dan proporsional. Mulai dengan menulis nama Kamu di paling atas, dengan ukuran font jelas, sematkan foto pada bagian kanan atas, nomor telpon yang bisa dihubungi, email yang aktif, alamat rumah sesuai tanda pengenal dan tempat tanggal lahir.

2. Pada bagian isi, hal penting yang dicantumkan adalah bagian pendidikan. Tak semua riwayat pendidikan harus dicantumkan, seperti TK, SD dan SMP. Cukup tulis tempat sekolah SMA, Kampus Kuliah, tahun masuk, tahun keluar serta nilai akhir.

3. Apabila pernah magang atau bekerja sebelumnya, cantumkan informasi tersebut di bagian bawah riwayat pendidikan. Sementara riwayat berorganisasi bisa ditambahkan selanjutnya di bagian bawahnya.

Selesai!
Mudah sekali bukan?

Tapi, jika hanya selesai batas ini, maka CV kamu akan terlalu biasa. Tidak akan menarik perhatian oleh pihak penyeleksi. Nah, bonus buat kamu, di bawah ini ada 7 Hukum Menulis CV yang bagus sekali buat jadi referensi.

7 Hukum Menulis Curriculum Vitae


Hukum menulis CV nomor satu, tulis riwayat terkini (recent) pada bagian atas.


Berlaku untuk penulisan pengalaman, sertifikasi, ataupun kursus keahlian ya. Bukan riwayat pendidikan formal seperti ditulis di atas.

Hukum menulis CV nomor dua, KISS: keep it short and simple.


Punya seabrek pengalaman berorganisasi? Tidak usah ditulisa seluruhnya. Cukup tulis saja lima pengalaman terkini. Para pensortir lamaran tidak punya cukup banyak waktu untuk menilai semua pengalaman berorganisasi apalagi sekedar tercantum sebagai pengalaman kepanitiaan saja. Ditambah lagi jika organisasi yang kamu ikuti terdengar asing atau tidak populer di telinga orang awam.

Akan lebih baik jika pengalaman kamu tadi disampaikan berbentuk bullet points yang lebih mudah dibaca, dibandingkan dengan dalam bentuk paragraf.

Curriculum Vitae, Resume Diri

Hukum menulis CV nomor tiga, taruh fakta di atas fiksi.


Maksudnya? Seringkali ketika membuat CV, kita tidak punya parameter (baca:kejujuran) untuk menilai kompetensi diri kita sendiri akan suatu bidang. Akhirnya, kita sembarang menulis, di atas fakta yang sesungguhnya.

Misalnya, hindari menulis “Menguasai MS Excel” di CV padahal kamu belum pernah melakukan Vlookup, Hlookup, dll.

Yakin saja, semua yang kamu tulis di dalam CV kelak akan diuji. Tengsin kan kalo kamu ternyata tak bisa menjelaskan apa yang sudah kamu tulis di dalam CV. Kelar hidup lo..

Hukum menulis CV nomor empat, tulislah dalam bahasa Inggris.


Ini saran kalau kamu buat lamaran ke perusahaan multinasional atau lembaga negara yang kelasnya sudah nasional. Ini akan menjadi nilai tambah buat kamu. Minimal menjadi obat bosan bagi panitia seleksi, bahwa ada yang berani keluar dari banalitas beratus pelamar yang lain.

Tulis saja sendiri, dengan bahasa Inggris kamu yang baik dan benar. Jangan menjiplak. Karena itu sama saja kamu membuat jebakan sendiri. Ekspetasi pewawancara akan mendadak jatuh ke tanah begitu tahu, kamu tak sehebat bahasa Inggris yang kamu tulis di CV dengan bahasa oral kamu.
Write what you can handle later.

Hukum menulis CV nomor lima, camkan baik-baik nama perusahaan


Jangan sampai salah menulis nama perusahaan, baik pada saat mengirim surat lamaran berbentuk hard copy maupun soft copy. Ini akan cukup mengusik ego perusahaan. Jika penerima surat lamaran kamu ternyata cukup sensi, bisa-bisa lamaran kamu akan ditandai.

Hukum menulis CV nomor enam, jangan kirim ke sekaligus banyak email perusahaan


Perlakukan setiap perusahaan yang ingin dilamar sebagai pihak yang istimewa. Jangan mentang-mentang karena ingin praktis, satu lamaran kamu kirim ke banyak email HRD Perusahaan. Bunuh diri itu Sob. Sebanyak perusahaan yang kamu kirim, maka sebanyak itu pula lamaran kamu akan di black list.

Sekedar info, secara otomatis perusahaan akan tahu praktek “pukat harimau” ala pencari kerja seperti itu. Sialnya, tak peduli Kamu lulusan perguruan tinggi mana, perusahaan akan enteng saja mencoret kamu dari daftar.

Hukum menulis CV nomor tujuh, perhatikan bidang karir yang kamu incar.


Maksudnya adalah, masukkan spesifikasi bidang karier yang ingin Kamu geluti dan berkorelasi dengan posisi pekerjaan yang sedang diincar. Kaitkan dengan kemampuan yang Kamu miliki. Sekali lagi, hanya masukkan kemampuan yang berhubungan dengan pekerjaan yang Kamu lamar.

Misalnya, hindari mencantumkan soft skill seperti “outgoing” ketika melamar sebagai financial analyst karena itu relatif bertentangan dengan kecenderungan perusahaan mencari analis yang berkarakteristik “introvert”.

Jadi, kustomisasikan CV dengan pekerjaan. Jangan asal membuat satu template CV untuk dikirim ke seluruh lowongan pekerjaan yang Kamu incar.


Tips Lainnya


1. Bagi mereka yang ingin berkarir ke tempat pekerjaan yang lebih baik lagi, maka upgrade menjadi keniscayaan selain peningkatan keterampilan berbasis pengalaman kerja. Tapi menuliskan pengalaman kerja di tempat sebelumnya, bisa dikategorikan fiksi jika tidak dibantu dengan fakta.

Apa fakta yang bisa dipakai? Jawabnya adalah sertifikasi. Jangan lupa dimasukkan sertifikasi keahlian yang diperlukan.

Beberapa perusahaan mensyaratkan sertifikasi tertentu untuk beberapa lowongan pekerjaan. Tentunya ini akan menjadi competitive advantage tersendiri buat kamu.

2. Tulislah CV dengan jenis huruf umum, dan mudah dibaca, seperti Arial. Kurangi penggunaan lebih dari satu jenis huruf dan format miring (italic). Semua ini semata-mata demi kemudahan untuk dibaca. Ingat bahwa CV dibuat dengan tujuan dibaca, bukan untuk ekspresi seni. Pengecualian jika kamu melamar ke bidang pekerjaan yang terkait dengan kreativitas seperti desainer grafis.

3. Foto Kamu di dalam CV pun menjadi salah satu faktor penentu. Di sini berlaku prinsip “kesan pertama begitu menggoda”. Pasanglah pose terbaik Kamu dengan dresscode formal namun bergaya santai. Pikirkan baik-baik, kamu sedang ‘menjual’ diri kamu ke pasar tenaga kerja profesional. Pastikan penampilan kamu rapi, atraktif, namun terkesan profesional. /red/